Perfect Maldives paradise scene. Tropical aerial landscape, seascape, luxury water villas. Amazing sea sky, reef lagoon beach picturesque nature. Exotic tourism, panoramic destination, summer vacation

10 Tempat Teratas yang Mungkin Tidak Dapat Anda Kunjungi dalam Waktu Kurang dari Setahun

Ditulis oleh: Diana Sirenko
Diperbarui 12 Agustus 2024

Sebagai seorang jurnalis perjalanan berpengalaman yang telah menjelajahi dunia, saya telah menyaksikan secara langsung keindahan destinasi paling luar biasa di planet kita. Namun, saya terdorong untuk berbagi pesan yang mendesak: beberapa lokasi yang paling menawan di dunia sedang menghadapi ancaman yang dapat membuat mereka tidak dapat diakses atau berubah selamanya dalam waktu dekat. Perubahan iklim, pariwisata yang berlebihan, dan pergeseran geopolitik dengan cepat membentuk kembali lanskap perjalanan kita. Berikut adalah sepuluh destinasi yang harus Anda pertimbangkan untuk segera dikunjungi, sebelum terlambat.

  1. Maladewa: Surga yang Tenggelam

Maladewa, dengan perairan biru kehijau-hijauan dan bungalow mewah di atas air, sedang berjuang melawan naiknya permukaan air laut. Negara kepulauan yang terletak di dataran rendah ini dapat tenggelam dalam beberapa dekade mendatang. Sementara pemerintah mengeksplorasi solusi inovatif seperti kota terapung, Maladewa yang dapat Anda kunjungi hari ini mungkin tidak dapat dikenali lagi di masa depan.

  1. Venesia, Italia: Kota Terapung yang Akan Tenggelam

Kanal-kanal yang mempesona dan arsitektur bersejarah di Venesia telah menarik pengunjung selama berabad-abad. Namun, situs Warisan Dunia UNESCO ini menghadapi banjir yang parah dan ketidakstabilan struktural. Meskipun sudah ada upaya seperti proyek penghalang banjir MOSE, masa depan Venesia masih belum pasti. Peraturan pariwisata yang lebih ketat juga sedang diterapkan, yang berpotensi membatasi akses ke kota romantis ini.

  1. Great Barrier Reef, Australia: Terumbu Karang dalam Krisis

Sistem terumbu karang terbesar di dunia ini terancam oleh perubahan iklim. Meningkatnya suhu lautan telah menyebabkan pemutihan karang yang meluas, dan beberapa ahli memperingatkan bahwa terumbu karang tidak akan dapat dikenali lagi dalam waktu satu dekade. Meskipun upaya konservasi sedang berlangsung, kesempatan untuk melihat Great Barrier Reef dalam kondisi saat ini mungkin akan segera lenyap.

  1. Machu Picchu, Peru: Keajaiban Kuno di Bawah Tekanan

Benteng Inca yang ikonik, Machu Picchu, sedang berjuang untuk mempertahankan popularitasnya. Erosi akibat lalu lintas pejalan kaki dan tekanan pada infrastruktur lokal telah memaksa pihak berwenang untuk menerapkan batas pengunjung yang ketat. Pembatasan lebih lanjut atau penutupan sementara mungkin diperlukan untuk melestarikan harta karun arkeologi ini.

  1. Antartika: Perbatasan Terakhir

Secara mengejutkan, Antartika menjadi tujuan wisata yang sedang naik daun - baik secara harfiah maupun kiasan. Perubahan iklim dengan cepat mengubah lanskap dan ekosistem di benua ini. Sementara itu, peningkatan pariwisata kutub memberikan tekanan pada lingkungan yang rapuh. Peraturan yang lebih ketat tentang perjalanan Antartika kemungkinan akan diberlakukan di tahun-tahun mendatang, yang berpotensi mempersulit wisatawan pada umumnya untuk mengunjungi benua ketujuh ini.

  1. Petra, Yordania: Kota Kuno yang Terancam Punah

Kota Petra yang berwarna merah jambu, dengan fasad Treasury yang ikonik, telah berdiri selama lebih dari dua ribu tahun. Namun, keajaiban arkeologi ini menghadapi ancaman dari erosi, banjir bandang, dan praktik pariwisata yang tidak berkelanjutan. Langkah-langkah konservasi di masa depan dapat mengarah pada pembatasan akses ke area-area tertentu di situs ini.

  1. Taman Nasional Gletser, Amerika Serikat: Es yang Menghilang

Taman Nasional Gletser di Montana kehilangan gletser-gletser yang menjadi nama taman nasional tersebut dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Dari 150 gletser yang ada di taman ini pada akhir abad ke-19, hanya 25 gletser yang tersisa saat ini. Para ilmuwan memperkirakan bahwa gletser-gletser ini bisa hilang seluruhnya dalam dua dekade ke depan, yang akan mengubah ekosistem dan lanskap taman nasional ini untuk selamanya.

  1. Laut Mati, Israel/Yordania: Keajaiban yang Menyusut

Laut Mati, yang terkenal dengan salinitasnya yang ekstrem dan airnya yang kaya akan mineral, menyusut dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pengalihan air dari Sungai Yordan dan ekstraksi mineral telah menyebabkan permukaan laut turun sekitar satu meter per tahun. Tanpa intervensi, keajaiban alam yang unik ini dapat hilang dalam waktu dekat.

  1. Pulau Komodo, Indonesia: Habitat Komodo dalam Bahaya

Sebagai rumah bagi komodo yang ikonik, pulau di Indonesia ini menghadapi ancaman dari perubahan iklim dan pariwisata yang berlebihan. Naiknya permukaan air laut dapat menggenangi sebagian besar habitat komodo, sementara jumlah pengunjung yang terus meningkat membuat ekosistem setempat menjadi terganggu. Pemerintah Indonesia telah mempertimbangkan untuk menutup pulau ini bagi para turis atau menerapkan biaya masuk yang tinggi untuk melindungi ekosistem yang unik ini.

  1. Tuvalu: Sebuah Negara di Tepi Jurang

Negara kepulauan kecil di Pasifik ini berada di garis depan perubahan iklim. Naiknya permukaan air laut mengancam untuk menenggelamkan negara ini sepenuhnya dalam beberapa dekade mendatang. Pemerintah Tuvalu sudah menjajaki opsi untuk merelokasi seluruh penduduknya. Mengunjungi surga terpencil ini mungkin akan segera menjadi mustahil karena negara ini sedang bergulat dengan ancaman eksistensial.

Sebagai pelancong, kita memikul tanggung jawab untuk melangkah dengan hati-hati dan mempertimbangkan dampak dari hasrat berkelana kita. Destinasi-destinasi ini menjadi pengingat akan kebutuhan mendesak akan praktik pariwisata yang berkelanjutan dan aksi global terhadap perubahan iklim. Meskipun masa depan mungkin tidak pasti untuk tempat-tempat yang luar biasa ini, satu hal yang jelas: jika Anda bermimpi untuk mengunjunginya, waktu untuk bertindak adalah sekarang.

Kemasi tas Anda, tapi ingatlah untuk bepergian dengan kesadaran dan rasa hormat terhadap keajaiban rapuh yang ditawarkan dunia kita. Dengan memilih opsi perjalanan yang bertanggung jawab dan mendukung upaya konservasi lokal, kita dapat membantu memastikan bahwa generasi mendatang masih memiliki kesempatan untuk menikmati destinasi-destinasi yang luar biasa ini.

Artikel oleh:

Diana Sirenko

Co-Founder Travelated