Interior of airplane with passengers during flight.

Tempat Duduk Terpisah Berdasarkan Gender: Memberdayakan Wanita atau Mendiskriminasi Pria?

Ditulis oleh: Diana Sirenko
Diperbarui 25 Juli 2024

Dalam sebuah langkah terobosan yang telah memicu pujian dan kontroversi, maskapai penerbangan berbiaya rendah India, IndiGo, telah mengumumkan sebuah kebijakan baru yang mengizinkan penumpang wanita untuk memilih untuk tidak duduk bersebelahan dengan penumpang pria dalam penerbangan mereka. Akan diluncurkan pada Agustus 2024, inisiatif ini menandai sebuah langkah pertama dalam industri penerbangan global, yang menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan penumpang, kesetaraan gender, dan potensi diskriminasi.

Kebijakan baru yang lahir dari survei IndiGo yang menanyakan kepada para wanita tentang apa yang akan membuat pengalaman perjalanan mereka lebih nyaman ini akan memungkinkan penumpang wanita untuk melihat bagan tempat duduk saat melakukan online check-in. Kursi yang ditempati oleh wanita lain akan ditandai dengan warna merah muda, sehingga mereka dapat memilih kursi yang sesuai. Akan tetapi, pria tidak akan memiliki akses ke informasi tempat duduk berbasis gender ini.

Para pendukung kebijakan ini berpendapat bahwa kebijakan ini menjawab masalah keamanan yang sah bagi para pelancong wanita. Di India, di mana kekerasan berbasis gender masih menjadi masalah yang mendesak, banyak wanita menyambut baik pilihan untuk memilih teman duduk mereka. Beberapa orang menunjuk pada praktik serupa yang sudah ada di kereta dan bus India, di mana gerbong khusus wanita telah lama menjadi fitur.

Seorang pengguna Reddit berkomentar, "Ada sistem otomatis untuk hal ini di kereta api India yang cukup membantu, membuat saya tetap berada di sekitar wanita setiap kali saya bepergian." Seorang pengguna lain berbagi pengalaman pribadi, menyoroti ketidaknyamanan duduk di antara dua pria yang berdekatan.

Namun, kebijakan ini juga menghadapi kritik, dengan beberapa orang menganggapnya sebagai bentuk diskriminasi terhadap penumpang pria. Para kritikus berpendapat bahwa tindakan tersebut memperkuat stereotip yang berbahaya dan gagal mengatasi akar penyebab kekerasan dan pelecehan berbasis gender.

Perdebatan ini meluas hingga ke luar perbatasan India, menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana maskapai penerbangan harus menyeimbangkan kenyamanan penumpang dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi. Beberapa pihak khawatir bahwa kebijakan ini dapat menjadi preseden bagi bentuk-bentuk segregasi lainnya berdasarkan berbagai faktor demografis.

Ketika industri penerbangan bergulat dengan isu-isu yang kompleks ini, inisiatif IndiGo mendorong diskusi yang lebih luas tentang dinamika gender di ruang publik. Sementara maskapai penerbangan membingkai kebijakan ini sebagai upaya memberdayakan perempuan dengan pilihan, pihak lain melihatnya sebagai langkah mundur dalam memperjuangkan kesetaraan gender.

Kebijakan ini juga menimbulkan pertanyaan praktis tentang implementasi. Bagaimana maskapai penerbangan akan menangani situasi di mana tidak ada cukup penumpang perempuan untuk mengakomodasi semua permintaan? Apakah ini akan menyebabkan waktu boarding yang lebih lama atau proses penempatan kursi yang lebih rumit?

Ketika IndiGo bersiap untuk meluncurkan fitur baru ini di seluruh jaringannya yang terdiri dari 2.000 penerbangan domestik dan internasional setiap hari, dunia penerbangan mengamati dengan seksama. Keberhasilan atau kegagalan kebijakan ini dapat mempengaruhi keputusan maskapai penerbangan lain di masa depan dan membentuk percakapan yang lebih luas tentang gender, keselamatan, dan kesetaraan dalam perjalanan.

Pada akhirnya, perdebatan seputar kebijakan tempat duduk berbasis gender di IndiGo mencerminkan tantangan yang sedang berlangsung dalam menyeimbangkan masalah keselamatan dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi. Ketika masyarakat terus bergulat dengan isu-isu ini, industri penerbangan menemukan dirinya berada di garis depan dalam diskusi yang kompleks dan sensitif yang melampaui batas-batas kabin pesawat.

Artikel oleh:

Diana Sirenko

Co-Founder Travelated

Publikasi Pilihan