United Airlines ancam deplaning massal atas sengketa kursi Kelas Bisnis
Dalam sebuah insiden yang menegangkan di dalam penerbangan United Airlines 923 dari Los Angeles ke London pada hari Minggu, para penumpang dilaporkan diancam akan dipindahkan secara massal jika tiga penumpang Kelas Bisnis tidak menyerahkan kursi mereka kepada awak pesawat. Situasi ini muncul karena kerusakan pada fasilitas istirahat kru pesawat, sehingga memaksa maskapai untuk mencari pengaturan alternatif untuk istirahat staf dalam penerbangan jarak jauh tersebut.
Menurut laporan saksi mata, petugas gerbang menginformasikan kepada para penumpang bahwa tempat istirahat kru tidak beroperasi karena masalah teknis yang tidak dapat diatasi oleh petugas pemeliharaan. Masalah ini menjadi tantangan yang signifikan bagi maskapai, karena pedoman FAA dan kontrak pramugari United mengamanatkan istirahat yang cukup bagi anggota kru selama fase kritis dalam penerbangan yang diperpanjang.
Penerbangan yang dijadwalkan berlangsung selama sepuluh setengah jam ini mengharuskan maskapai untuk mengamankan tiga kursi Kelas Bisnis Polaris untuk digunakan oleh kru. Awalnya, United Airlines menawarkan kepada para sukarelawan kredit perjalanan sebesar 1.500 dolar AS ditambah 75.000 mil sebagai kompensasi untuk menyerahkan kursi premium mereka. Namun, ketika tidak ada penumpang yang datang, situasi semakin memanas.
Para penumpang melaporkan bahwa agen gerbang kemudian mengeluarkan apa yang dianggap banyak orang sebagai ancaman: jika tidak ada yang secara sukarela pindah, semua orang akan diturunkan. Seorang penumpang mengatakan kepada View from the Wings bahwa ultimatum ini "terdengar seperti ancaman, baik dari segi kata-kata maupun nadanya."
Menghadapi tekanan yang semakin besar dan kemungkinan penundaan yang signifikan, United Airlines meningkatkan tawaran mereka menjadi $2.500 dalam bentuk kredit perjalanan. Insentif yang lebih baik ini akhirnya mendorong tiga penumpang untuk menjadi sukarelawan, sehingga penerbangan dapat dilanjutkan. Meskipun telah diselesaikan, insiden ini menyebabkan penundaan keberangkatan selama 44 menit.
Peristiwa ini menyoroti tantangan yang dihadapi maskapai penerbangan saat menyeimbangkan kebutuhan istirahat kru dengan harapan penumpang, terutama di kabin premium. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang strategi komunikasi dan hak-hak penumpang dalam situasi seperti itu.
Menariknya, ini bukan pertama kalinya United Airlines menghadapi masalah serupa. Insiden sebelumnya pada penerbangan yang berangkat dari India, maskapai ini memaksa penumpang dari tujuh baris pertama kelas bisnis untuk pindah ke kelas bisnis karena masalah berat badan dan keseimbangan. Situasi tersebut mengakibatkan kemarahan penumpang dan pada akhirnya menyebabkan pembatalan penerbangan ketika perubahan yang diperlukan tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang ditentukan.
Insiden ini menggarisbawahi logistik kompleks yang terlibat dalam perjalanan udara dan potensi perubahan pada menit-menit terakhir yang berdampak signifikan terhadap maskapai dan penumpang. Insiden-insiden ini juga menyoroti pentingnya komunikasi yang jelas dan kebijakan kompensasi yang adil ketika situasi yang tidak terduga muncul.
Ketika maskapai penerbangan terus menghadapi tantangan penerbangan jarak jauh dan persyaratan istirahat kru, insiden seperti ini menjadi pengingat akan keseimbangan antara kebutuhan operasional dan kepuasan pelanggan dalam industri penerbangan.
Berita Maskapai Penerbangan
Maskapai Penerbangan Besar Menyesuaikan Jadwal karena Badai Tropis Helene Membayangi
24 September 2024
Berita Maskapai Penerbangan
Wizz Air Luncurkan Tiket Tahunan 'All You Can Fly' yang Revolusioner
15 Agustus 2024
Berita Maskapai Penerbangan
Penerbangan Southwest dengan Harga $46 Menghebohkan Dunia Maya
15 Agustus 2024